Kala
itu diri ini sedang asik menelusuri tiktok hingga hati ini terhenti pada sebuah
quotes. Quotes yang simpel namun mampu mengetuk pintu hati ini, kalimat
tersebut ialah Ali Bin Abi Thalib,
“Ketika kamu ikhlas menerima kekecewaan hidup, maka Allah akan membayar
tuntas semua kecewamu dengan beribu-ribu kebaikan”. Seperti manusia
pada umum nya, diri ini pun bertanya tanya, apakah iya ketika aku mampu
mengikhlaskan segala kekecawaan maka allah akan hadirkan beribu kebahagiaan?.
Dan sebagaimana manusia kebanyakan, aku pun ingin berusaha melakukan apa yang
terdapat di kalimat tersebut. Maka kisah ini pun dimulai.
Layaknya awan yang berpasrah dikala angin
membawa nya, begitu pula diri ini. Aku pun berpasrah ketika sebuah takdir
mengantarkan aku kepada sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelum nya.
Bahkan dapat dikatakan takdir ini bukan lah takdir yang aku inginkan. Namun,
aku hanyalah manusia yang sedang menjalankan peran dalam film yang scenario nya
langsung ditulis oleh Allah. Terlukis senyuman tipis di pipi dan keikhlasan
yang kala itu aku paksakan. Aku pun melangkah kan kaki meniti detik tiap detik
takdir ini. Hingga akhirnya aku bertemu dengan banyak tokoh di kisah ini. Tokoh
yang mungkin dapat dikatakan dengan bertemu dirinya menyadarkan aku tentang
aku.
22 ialah umurku saat itu, muda bukan?. Umur
yang muda untuk memberanikan diri melangkah pada sesuatu yang menurut aku saat
itu sangat lah sulit. Umur yang muda untuk mulai menekuni kehidupan. “Kamu
masih muda, sedini mungkin lah kamu menata masa depan kamu sendiri. Kamu harus
mampu melihat sebuah peluang. Sekalipun peluang tersebut sangat kecil”. Itulah
kalimat yang dilontarkan oleh tokoh lain dalam kisah ini. Kalimat yang mampu
membangunkan jiwa muda aku yang saat itu sedang tertidur lelap. Sepersekian
detik diri ini menganalisa sedetail mungkin kalimat yang baru saja diucapkan
dirinya. Apa aku boleh menyebut namanya?. Jika iya, marilah kita sebut tokoh
ini dengan dapi. Sudah menjadi rahasia umum bukan, bahwasanya dunia kerja itu
kejam. Dunia yang memaksakan semua peran yang ada di dalam nya untuk dewasa
secepat mungkin. Dunia yang seringkali membuat peran yang ada di dalam nya
merasakan lelah dalam segala sisi yang ada pada diri manusia. Begitu pula
dengan aku, gadis muda yang baru saja lulus dari dunia “kampus”. Dan lagi lagi
sebagaimana anak muda dengan gejolak jiwa muda, yang diri ini inginkan ialah
have fun. Diri ini ingin menghabiskan waktu, mungkin gaji nya untuk kesenangan
jiwa, seperti jalan jalan mungkin?nongkrong kesana kemari. Iyaps itulah pikiran
ku ketika itu.
Namun, ucapan nya sontak menyadarkan ku, apa
aku harus seperti yang ia katakan?apa aku harus mulai seriusin kehidupan ku?dunia
seperti apa yang sedang aku jalani?dan dunia seperti apa yang ingin aku
rancang?. Sungguh jiwa muda ini sangat tidak ingin melakukan itu, namun kata
demi kata nya menyiratkan bahwa aku tidak boleh melakukan yang ada dipikiran
ku. Mungkin dirinya tidak ingin aku menyesal di kemudian hari?. Entahlah hanya
dia yang tahu apa makna sesungguhnya dari kalimat yang ia ucapkan. Dengan
helaan nafas dan segenap ragu yang bergemuruh di dadaku, aku pun memberanikan
serta memaksakan diri melakukan apa yang dirinya katakan. Perlahan aku mulai
merancang semuanya, aku pun mengikuti saran nya untuk melanjutkan kuliah D4
bersama dirinya. Dengan segala ketidaksiapan yang ada pada diri ini, iya benar saat
itu aku sangat tidak siap dengan segala resiko yang akan terjadi, namun lagi
lagi dirinya menyakinkan langkah ku. Hingga akhirnya aku, dapi dan teman ku pun
mengikuti tes untuk melanjutkan kuliah. Sebenarnya diri ini telah memprediksi
segala nya dengan detail. Dan iyaps semua prediksi ku benar. Hanya aku dan
teman ku yang dinyatakan lulus tes untuk lanjut kuliah, tapi dapi tidak. Huft,
itu lah yang aku rasakan. Segala resiko yang akan datang semuanya berputar di
kepala ku. Takut?iya benar aku sangatlah takut saat itu, gadis muda ini sungguh
sangat tidak siap jika harus kuliah sambil bekerja. Berjuta kali aku menghela
nafas, sebagai sinyal bahwa aku merasa sangat tidak sanggup untuk melakukan
nya. Tapi, kerendahan hati, kelapangan hati yang ada pada dirinya, ia
menyakinkan ku untuk terus melangkah maju, untuk menyelesaikan apa yang telah
aku mulai . “Semangat kuliahnya lis kalo bs selesain tepat waktu”.
Kini jalan pendewasaan gadis muda ini pun terbuka lebar.
Bahkan sampai detik kisah ini ditulis, aku pun
masih sering menghela nafas. Kuliah sambil kerja bukan lah hal yang
menyenangkan, tetapi bukan juga sesuatu yang menyakitkan. Takdir ini banyak
mendewasakan ku. Andai waktu itu dirinya tidak memaksa ku melakukan nya,
mungkin detik ini aku pasti masih menjadi gadis muda yang menuruti semua hawa
nafsu jiwa muda nya untuk membuang waktunya, gaji nya, masa muda nya dan segala
nya. Jalan ini mengajarkan aku melihat sisi aku yang lain nya. Sisi yang aku
tidak pernah tau bahwa aku ternyata sekuat itu, semampu itu. Berangkat pagi
pulang dini hari, tidur hanya dua jam lalu mengulang nya kembali. Pagi kerja,
pulang langsung kuliah sampai malam, Pagi kuliah pulang langsung kerja sampai
malam. Pagi siang kuliah, malam kerja sampai pagi. Seperti itulah gambaran
rutinitasku. Mencuri waktu dikala kerja untuk mengerjakan tugas, mencuri waktu
mengerjakan ujian jika online disaat aku sedang mengerjakan pasien, serta mengambil
kesempatan tidur disaat perjalanan baik perjalanan menuju kerja maupun kuliah. Sakit
sehat sakit sehat ialah siklus yang aku rasakan pada perjalanan ini. Hal yang
membahagiakan aku ialah setidaknya aku tidak pingsan dijalan ataupun dirumah
saat melakoni takdir ini hehe.
Sebelum takdir ini hadir dalam hidupku dan
sebelum aku membaca quotes di tiktok. Aku hanya lah gadis dengan sejuta rasa
tidak percaya diri yang senantiasa bergemuruh di hati. Diri ini sangat tidak
percaya bahwa dirinya mempunyai something special, aku tidak pernah
merasa kalo aku bisa hebat seperti yang lain nya. Mungkin kisah ini terlihat
klasik, tapi kisah ini, takdir ini, perjalanan ini sungguh menyadarkan aku
untuk melihat aku menjadi seseorang yang ternyata aku punya sisi secerah itu. Aku
yang memaksakan diri berani menghadap atasan kala aku meminta ijin untuk
melanjutkan kuliah, aku yang berusaha merendahkan hati ku meminta bantuan rekan
kerja ku jika aku ingin tukeran jadwal ketika jadwal kerja dan kuliah ku
bentrok. Aku yang belajar berpikir secara detail saat akan mengambil sebuah
keputusan, bersabar untuk tidak tergesa dalam berpikir dan bertindak. Gadis
muda ini belajar mendewasakan dirinya serta menemukan jati dirinya. Aku mulai
mengerti dan paham manusia itu dinamis, sangat bisa berubah tiap detiknya. Sehingga
aku mulai tau kemana aku pergi ketika jiwa raga ku lelah. Perjalanan ini bukan
hanya sekedar mendewasakan aku, tapi juga sebagai jalan aku menemukan Tuhan ku.
Hanya allah sebagai tempat bergantung, tempat meminta. Hanya memohon kepada-Nya
lah semua nya insya allah akan lancar. Ternyata memang benar quotes yang tidak
sengaja melintas di social media ku. Disaat aku mulai mengikhlaskan segala rasa
kecewa dalam hidupku, mulai berpikir positif bahwa hidup ini tidak selama nya
gelap, mulai menerima segala hal buruk yang pernah terjadi di hidupku. Ternyata
disaat itu lah allah melimpahkan beribu kebahagiaan dan beribu kemudahan dalam hidupku.
Momen yang tidak kalah membuat ku terharu ialah
momen PKL dan Kerja. Momen itu membuat diri ini paham bagaimana harus bersikap,
bagaimana aku belajar mengerti dalam menempatkan diri. Aku yang saat itu
menghadap atasan di tempat pkl ku untuk sekedar bertanya bagaimana jadwal
ketika pkl dan memohon keringanan karena aku harus pkl sambil bekerja.
Alhamdulillah nya karena allah, semuanya dimudahkan. Aku penuh melaksanakan pkl
selama 1,5 bulan. Momen ini sungguh mengajarkan aku agar menjadi sosok yang tidak
mudah mengeluh dan bersyukur atas segala nya. Berusaha menyeimbangkan pkl dan
kerja bukan lah sesuatu yang mudah. Pagi pkl, siang nya kerja. Pagi – siang pkl
malam nya kerja, Pagi – siang selama 5 hari berturut turut, Pagi – siang – malam
selama 3 hari berturut turut dilanjut pagi – siang selama 2 hari berturut
turut. Pulang kerumah hanya sekedar setor muka dan setor badan ke kasur. Tidur
nyenyak?aku sama sekali tidak merasakan tidur nyenyak selama menjalani
pkl-kerja. Seperti biasa aku mencuri curi waktu tidur, bahkan pernah aku
tertidur dalam rakaat shalat. Mengeluh?alhamdulillah aku tidak sama sekali
mengeluh, karena aku mulai memahami arti kehidupan, arti sebuah perjuangan.
Aku pernah mendengar sebuah kalimat yang
mengatakan “Ketika kamu sedang berada di fase berjuang, maka kamu akan
mengerti dan paham manusia mana yang tulus kepada mu, manusia mana yang hati
nya bersih, manusia mana yang memberikan saran baik dalam langkahmu, manusia
mana yang mau membantu mu, manusia mana yang hanya pura pura”. Dan
menurut ku kalimat itu ialah sebuah fakta. Di perjalanan ini aku pun mulai
mengerti, mulai bisa menilai manusia, dan yang pastinya aku tau manusia mana
yang harus aku perlakukan dengan sangat baik dan manusia mana yang aku perlakukan
baik. Ternyata saat kita mulai “self love” ke diri sendiri, disaat itulah kita
mulai nyaman sama diri kita dan nyaman pula menjalani kehidupan kita, yang
nantinya diri kita mulai memancarkan cahaya nya sendiri. Kisah ini belum
sehebat yang lain, tapi drama gadis muda 22 tahun yang berusaha melawan ego
nya, ego jiwa muda nya sungguh mengetuk pintu hati dan pikiran nya. Aku mulai
bisa menentukan langkah ku, arah hidupku, paham akan sebuah prioritas dalam
hidup. Mana yang harus aku lakukan dan mana yang harus aku relakan. “Hidup
adalah sebuah pilihan yang diikuti sebuah resiko. Ketika kita mampu memilih
suatu jalan, maka seharusnya kita siap dengan segala resiko nya. Maju sebagai
pemenang atau mundur sebagai pecundang”. “Memutuskan sesuatu saja
sudah sulit, apalagi harus menghadapi resiko nya. Tapi menyerah karena tidak
siap itu adalah sebuah kekonyolan”. Mungkin kalimat itu cukup mengambarkan
diri ini, aku gadis muda yang memilih jalan untuk berjuang di usia muda dikala
teman sebaya ku menikmati masa muda nya (seperti jalan jalan, membeli album
idol nya yang mahal, dan lainnya). Satu hal yang aku sadari, bahwasanya kita
adalah pejuang di jalan yang telah kita pilih, pilihan apapun yang kita pilih
itu baik tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika kita marah ke Tuhan,
menyalahkan takdir Tuhan hanya karena kita tidak siap menanggung resiko atas
pilihan kita sendiri.
Penutup manis dari kisah gadis muda ini adalah
ia sangat bersyukur karena Allah membawa langkahnya pada takdir yang membuat ia
mulai mengerti akan banyak hal. Aku sangat bersyukur Allah menghadiahkan aku
sahabat yang sangat baik, sahabat yang membantu langkah ku saat kuliah ku dulu
dan dia juga yang sekarang membantu langkah ku menggapai mimpi ku. Dia dengan
senang hati siap siaga jika aku ingin tukeran jadwal, dia juga yang
menyemangati ku ketika aku mulai terlihat lelah, dia yang paling sadar ketika
pucat pasi tergambar di wajah ku. Manusia pada umumnya hanya melihat rejeki itu
ya gaji, jabatan lah dan bentuk material lainnya. Padahal lebih dari itu,
rejeki yang terbaik ialah ketika kita punya sahabat yang mendukung langkah
kita, perjalanan kita, dan bahagia atas pencapaian kita. Karena Sang Pencipta
ingin manusia sadar bahwasanya di dunia ini bukan hanya sekedar kemewahan
material, dunia ini jauh lebih indah dari itu ketika kita melihatnya dari sisi
yang lain.
Ternyata menjadi dewasa itu “menyenangkan” ya …..
“Jadikan takdir dan pilihan kita sebagai jalan
bagi kita menemukan diri sendiri, memahami diri sendiri, serta mencintai diri
sendiri. Tiap tiap manusia adalah pribadi yang hebat dan istimewa”
(Terimakasih banyak untuk Mama dan Keluarga
yang selalu jadi garda terdepan saat aku mulai rapuh, senantiasa memeluk ku
disaat aku mulai lelah. Terimakasih banyak juga untuk Annisa Nurhikmah yang
telah banyak membantu dalam perjalanan ku dan untuk Muamar Khadafi yang telah
menyadarkan aku akan banyak hal di hidup ini).