Bismillahirrahmanirrahim aku kali ini mau drop puisi yang aku ikut sertakan di lomba Global Youth Action.
Ini kali keduanya aku beraniin ikut lomba puisi hihihi. OH YAAAAA PUISI INI JUGA AKU BUAT SETELAH 1,5 TAHUN AKU HIATUS GAK BUAT PUISIII😭😭😭.
Ketika itu aku beraniin buat nulis puisi lagi wowww padahal otak aku udah kaku bgt rasanyaaaaa ngerangkai kata kata yg puitis BUT aku nekatin aja, it's okay not to win tidak semua hal harusss menang ka?. Karena kemenangan yang sesungguhnya adalah ketika kamu berani mencoba melombakan dirimu dengan jutaan orang diluar sana🤗. Menang hanya lah bonus yang penting sudah mencoba😍.
Cerita ku Tentang Berkebun RINDU!!!
Mau kah kau mendengar ceritaku?.
Aku terlahir di kota tak pernah tidur.
Kota yang hiruk piruk ketika sang mentari datang, dan
Bermandi cahaya ketika sang kegelapan menyapa.
Kebisingan adalah asupan sehari hari ku.
Langit cerah beralas kabut adalah ciri khas kotaku.
Serta ...
Gedung pencakar langit ialah pemandangan kota ku.
Bersesakan dalam kereta.
Melangkah bersama mentari.
Berbalik mendekap senja.
Mendengar gurauan dosen, bercengkerama bersama teman, melihat tawa anak didik ku merupakan definisi favorit dalam hidupku.
Apalagi... mendengar ocehan sang mama tiap fajar hadir.
Sungguh ... aku menyukainya.
Itu semua ialah ceritaku sebelum pandemi.
Sebuah cerita yang indah tuk berulang.
Sebelum akhirnya ... .
Tuhan membelenggu diriku, langkah ku, serta gerakan ku.
Sebelum Tuhan berkata “ku beri kau bibit rindu, berkebun lah dengannya”.
Bibit rindu? Berkebun RINDU? Apa?Bagaimana?.
Kepala ku sesak dengan segala pertanyaan.
Apakah kamu tau “apa itu berkebun rindu?”.
Bagaimana menanam nya?.
Lalu ... seperti apa pohon rindu itu?
Berkebun rindu? Jelas aku tak pandai.
Melakukan nya saja tidak pernah.
Bagaimana bisa Tuhan menitipkan bibit itu padaku?.
Awalnya ... aku tak sanggup menerimanya.
Sungguh ... itu terlalu melelahkan.
Karena aku ... mencintai pertemuan.
Namun ... pada akhirnya aku menurut pada Tuhan.
Aku menanam nya, menjaga nya, serta menyiram nya.
Hingga Tuhan berkata “Hai, berbahagialah hari ini. Kamu dapat menuai nya”.
Dan pada hari itu ... .
Aku mengerti bagaimana indahnya berkebun RINDU!.
Puisi ini diikutsertakan di Lomba Puisi Nasional Bertema " Tanam Rindu" Yang diselenggarakan oleh Global Youth Action. Dan alhamdulillah belum rejeki insyaallah selanjutnya aamiin🤗